Rabu, 30 Agustus 2023

TIMES FLIEST SO FAST

4 tahun berlalu sejak menulis blog terakhir, banyak sekali hal yang telah aku lalui, senang sedih, ketawa dan menangis. Waktu berlalu seakan berjalan dengan cepat melewati rintangan di hidup ini yang tiada hari tanpa jeda. Tidak ada yang menyangka akan datang hari dimana kedatangan virus ganas bernama virus corona yang mengganggu kehidupan manusia selama hampir 3 tahun terhitung sejak tahun 2020. Banyak yang kehilangan sanak saudara dikarenakan virus ini, dan juga banyak kegiatan yang terhambat sejak kemunculan virus ini di dunia. Rasanya jika melihat ke belakang aku bertanya-tanya apa yang membuat aku sanggup bertahan samapi saat ini, tak hanya aku yang merasa frustasi ketika pandemi melanda, tanpa pernah terpikir akan dilarang bertemu banyak orang, dilarang pergi ke tempat tempat wisata bahkan ke tempat ibadah saja dibatasi. Tak terhitung berapa air mata yang ku keluarkan sejak saat itu, rasanya tersiksa sekali hidup bagaikan zombie. Waktu berlalu dunia sedikit demi sedikit membaik, aktifitas yang sempat dilarang kini kembali diperbolehkan seperti sekolah yang mulai menerapkan sistem shift yang dimana siswa secara bergantian mendapat giliran belajar tatap muka di sekolah secara bergantian, begitupun aku sebagai mahasiswa yang mulai pembelajaran secara uring. Kembali bertemu teman, rasanya rindu sekali setelah sekian lama berkomunikasi secara virtual. Di tahun ke 3 kuliah aku mulai merasakan menjadi mahasiswa super sibuk dengan kegiatan kegiatan kampus dan juga tugas tugas yang menumpuk, mulai mencari topik yang akan ku teliti untuk skripsi, aaahhh rasanya sangat mmumeett. Jujur dari awal aku takut sekali dengan kata "SKRIPSI" selalu meng-underesimate kalau skripsi itu sulit dan aku tak akan mampu. Bahkan aku berpikir apakah aku akan bisa tertidur tenang ketika nanti aku sedang masa skripsian, ternyata memang bisa tertidur tenang adalah impian para mahasiswa yang sedang dalam mengerjakan skripsi, merasakan gelisahnya ketika bangun tidur mengingat skripsi yang tidak ada progres, belum frustasi melihat progres orang-orang yang rasanya aku sudah tertinggal jauh dari temanku, dan desakan dari keluarga yang menuntutku harus selesai di semester 8 agar tidak perlu membayar uang semester lagi...  As time goes by tiba saatnya aku mempresentasikan hasil penelitianku di depan dosen penguji, dengan hati yang berdebar dan gugup aku mencoba tetap tenang ketika menjawab pertanyaan para penguji, meskipun yang direvisi terhitung banyak tapi aku lega ketika aku dinyatakan lulusss, ahh langsung terbayang senang sekali bisa menonton drama korea dengan tenang lagi tanpa memikirkan skripsi HAHAHAHA.... ternyata kehidupan setelah sidang tidak seperti yang aku bayangkan, setelah sidang desakan untuk cepat mendapatkan pekerjaan sangat membuatku pusing. Tak ada gambaran akan jadi apa setelah lulus, akan melamar kerjaan di perusahaan mana, 

 ahhh aku ingin kerja dimana saja, jadi apa saja asalkan mendapat gaji yang besar HAHAHA 


cukup sampai sini dulu cerita rangkuma hidupku selama 3 tahun ini yang ketika diceritakan rasanya singkat sekali.. semoga ada hal menarik dari hidupku yang bisa aku ceritakan di sini (yaaa meskipun tidak ada yang baca) hihii...

Senin, 22 April 2019

Seperti Mereka

Aarrrgghhh....
Ternyata melelahkan jika terlalu lama mencintai seseorang yang tak bisa kita miliki, seberapa besar usaha yang aku lakukan untuk mendapatkannya pun sia-sia jika memang semesta tak merestui aku dan kamu bersatu.
Aahhh, ku rasa semesta tidak pernah berpihak kepadaku.
Entah kamu yang tak pantas untukku, atau memang aku yang tak pantas untuk dicintai.
Aku ingin seperti mereka, yang mengunggah foto selfie bersama kekasihnya di sosial media.
Aku ingin seperti mereka, yang rutin diucapkan "Selamat Pagi" setiap harinya.
Aku juga ingin seperti mereka, yang di beri kejutan di hari spesialnya.
Kemarin aku baru saja wisuda di SMA, tak ada seorang pun yang memberi hadiah seperti bunga, coklat, kartu ucapan atau yang lainnya.
Boro boro hadiah dari teman spesial, dari teman biasa pun tak ada.
Ah tapi tak apa, ada yang berkomentar di unggahan facebook seperti "Selamat wisuda" pun sudah lebih dari cukup.
Walaupun aku tak bohong jika aku mengharapkan hadiah hehehe..
Unggahan di facebook, instagram sampai status whatssap pun masih ramai tentang wisuda.
Ada yang diberi bouqet bunga oleh keluarganya, sahabatnya, bahkan kekasihnya.
Ada yang diberi bingkisan coklat beserta kartu ucapan pun ada.
Hanya aku, yang pulang dari acara wisuda dengan tangan kosong, tidak membawa apa-apa.
Hanya bergumam dalam hati "Kapan aku seperti mereka?"
Entahlah, akupun tak tahu.
4 tahun dalam kesendirian bukan waktu yang sebentar bagiku.
Dari yang diledek "jomblo" sampai dikatai "tak laku" pun sudah sering aku terima.

Rabu, 24 Oktober 2018

Thanks to my self❤

Kepada diriku sendiri, terima kasih telah menjadi manusia tangguh. 
Terima kasih telah menjadi manusia yang kuat, walau terkadang rasa lelah dan rasa ingin menyerah datang ketika sedang berada di titik terendah dalam hidup ini.
Maaf, jika selama ini diri ini sibuk untuk mencintai orang lain sehingga lupa untuk berterima kasih dan untuk mencintai diri sendiri.
Diri ini terlalu sibuk untuk menjadi sosok yang teristimewa di hadapan orang lain.
Diri ini selalu marah ketika tidak menjadi seperti apa yang diinginkan. 
Diri ini selalu ingin menjadi sosok manusia sempurna.
Padahal aku tahu tak ada satupun manusia sempurna di bumi ini.
Ketidak sempurnaan itu datang untuk saling melengkapi sehingga tercipta kesempurnaan, walau sebenarnya tak ada sempurna sesempurna Dia, sang maha segalanya.
Aku baru sadar, memaksa menjadi terlihat sempurna itu menyakitkan.
Memaksa diri untuk terlihat sempurna seperti orang lain.
Padahal Tuhan menciptakan manusia dengan keunikannya masing masing.
Saat ini entah akupun tidak tahu, tapi aku merasa diri ini sedang ada pada titik paling menyebalkan. Aku merasa aku berada di titik paling rendah dalam hidup. 
Ketika aku merasa ingin memiliki apa yang mereka miliki, aku tak bahagia melihat orang lain bahagia.
Aku takut aku menjadi seseorang yang nekat, nekat untuk melakukan apapun asalkan aku mendapatkan apa yang aku mau.
Selama ini aku keliru, bahagia bukan berarti memiliki segalanya.
Definisi bahagia bukan hanya ketika kita punya harta yang banyak, pasangan yang sempurna atau apapun yang biasa diartikan dengan kata 'Bahagia' 
Bahagia tidak sesempit itu, bahagiaku kini bukan saja ketika aku memiliki segalanya.
Kini aku menemukan kebahagiaanku yang sesungguhnya ketika aku bisa menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesama. Ketika aku bisa menjadi alasan kebahagiaan mereka.
Bahagia itu menular :) 
Aku menemukan diriku yang baru, yang lebih senang berbagi tawa dengan mereka anak anak yang aku ajar.
Meski belum menjadi orang baik, aku berusaha menjadi lebih baik.
Aku bangga dengan diriku yang sekarang, yang tidak lagi peduli dengan ucapan orang.
Yang tidak lagi sibuk mencari sosok pasangan agar tidak diolok-olok oleh mereka yang sepertinya alergi dengan kata 'jomblo'
Mumpung masih muda, aku sibuk mewujudkan impian. Aku sibuk menghebatkan diri agar kelak menjadi seseorang yang bermanfaat dan bisa membanggakan orang tua tentunya.

Kepada diriku sendiri, tetaplah menjadi seperti ini.
Tetap tularkan kebaikan, tetap tularkan kebahagiaan. 
Bahagiamu adalah bahagia mereka juga.
Sibukkanlah diri dengan kegiatan positif agar tetap menjadi orang yang selalu berpikiran positif.
Sekali lagi, terima kasih untuk diriku sendiri yang sudah bangkit dari keterpurukan ini :) 

                                                               With Love~
                                                                    NF💙

Senin, 08 Oktober 2018

Aku Belum Sepenuhnya Sembuh

Aku belum sepenuhnya lupa tentang bagaimana kamu meninggalkanku.
Aku belum sepenuhnya sembuh dari rasa sakit saat kau lebih memilih dia, sahabatku sendiri untuk menjadi pendampingmu hidupmu.
Aku belum bisa benar-benar memaafkan kalian.
Kadang masih tak percaya, ketika orang yang aku yakini tak akan pernah mengkhianati.
Seseorang yang aku percaya takkan pernah menyakiti.
Kini ia benar-benar pergi.
Pergi tanpa permisi.
Pergi meninggalkan begitu banyak janji.
Janji untuk membahagiakan.
Janji untuk hidup bersama.
Aku belum benar-benar sembuh, kenangan itu masih muncul di kepala.
Kenangan tiga tahun lalu, kenangan pahit.
Kini, aku masih di tahap belajar untuk melupakanmu.
Melupakanmu ternyata tak semudah apa yang mereka bilang.
Melupakanmu membutuhkan waktu.
Melupakanmu membutuhkan energi.
Dan melupakanmu butuh kesiapan hati...

Majalengka, 08 Oktober 2018


IG & Twitter : @nurulfauzi28_ :) 

Sabtu, 28 April 2018

GARIS TANGAN

Gue di baca garis tangan sama guru bahasa Arab. Lalu dia menjumlahkan nama gue. 
Jumlahnya 31. Katanya gue itu bakal jadi orang besar, potensi yang ada di diri gue itu bagus. Tapi sayangnya, gue itu males. 
Sebenernya gue percaya gak percaya sih sama begituan. Tapi yaa gue ambil positifnya aja. Kalo pengen jadi orang sukses, ya gue harus berusaha.
Tadinya gue juga mau sekalian nanyain tentang jodoh, tapi ga jadi (gue gak punya doi) haha
Urusan jodoh mah belakangan, yang penting sukses dulu ya ga? Itu mah urusan Tuhan. 
Kalo gue sukses kan gue bisa bahagiain banyak orang, mulai dari orang tua gue, temen temen gue, dan bikin nyesel mantan mantan gue yang udah mutusin gue dulu (EH KOK CURHAT) haha

Jangan cuma bermimpi pengen jadi sesuatu, kalo lo gak ngelakuin sesuatu.
Mahfudzot yang masih gue inget sampe sekarang yaitu MAN JADDA WAJADA yang artinya Barang siapa yang bersungguh sungguh maka akan berhasil.
Dan gue percaya kalo usaha ga pernah mengkhianati hasil.
Mulai dari sekarang gue bakal lawan rasa MALAS demi masa depan gue yang lebih cerah.

Kalian boleh bermimpi apa saja, bahkan ingin jadi presiden sekalipun.
Tapi jangan lupa bangun, karena untuk sukses itu gaada cara instan.

Jadi, selamat berjuang kawan kawan! 

TIMES FLIEST SO FAST

4 tahun berlalu sejak menulis blog terakhir, banyak sekali hal yang telah aku lalui, senang sedih, ketawa dan menangis. Waktu berlalu seakan...