Rabu, 24 Oktober 2018

Thanks to my self❤

Kepada diriku sendiri, terima kasih telah menjadi manusia tangguh. 
Terima kasih telah menjadi manusia yang kuat, walau terkadang rasa lelah dan rasa ingin menyerah datang ketika sedang berada di titik terendah dalam hidup ini.
Maaf, jika selama ini diri ini sibuk untuk mencintai orang lain sehingga lupa untuk berterima kasih dan untuk mencintai diri sendiri.
Diri ini terlalu sibuk untuk menjadi sosok yang teristimewa di hadapan orang lain.
Diri ini selalu marah ketika tidak menjadi seperti apa yang diinginkan. 
Diri ini selalu ingin menjadi sosok manusia sempurna.
Padahal aku tahu tak ada satupun manusia sempurna di bumi ini.
Ketidak sempurnaan itu datang untuk saling melengkapi sehingga tercipta kesempurnaan, walau sebenarnya tak ada sempurna sesempurna Dia, sang maha segalanya.
Aku baru sadar, memaksa menjadi terlihat sempurna itu menyakitkan.
Memaksa diri untuk terlihat sempurna seperti orang lain.
Padahal Tuhan menciptakan manusia dengan keunikannya masing masing.
Saat ini entah akupun tidak tahu, tapi aku merasa diri ini sedang ada pada titik paling menyebalkan. Aku merasa aku berada di titik paling rendah dalam hidup. 
Ketika aku merasa ingin memiliki apa yang mereka miliki, aku tak bahagia melihat orang lain bahagia.
Aku takut aku menjadi seseorang yang nekat, nekat untuk melakukan apapun asalkan aku mendapatkan apa yang aku mau.
Selama ini aku keliru, bahagia bukan berarti memiliki segalanya.
Definisi bahagia bukan hanya ketika kita punya harta yang banyak, pasangan yang sempurna atau apapun yang biasa diartikan dengan kata 'Bahagia' 
Bahagia tidak sesempit itu, bahagiaku kini bukan saja ketika aku memiliki segalanya.
Kini aku menemukan kebahagiaanku yang sesungguhnya ketika aku bisa menjadi seorang yang bermanfaat bagi sesama. Ketika aku bisa menjadi alasan kebahagiaan mereka.
Bahagia itu menular :) 
Aku menemukan diriku yang baru, yang lebih senang berbagi tawa dengan mereka anak anak yang aku ajar.
Meski belum menjadi orang baik, aku berusaha menjadi lebih baik.
Aku bangga dengan diriku yang sekarang, yang tidak lagi peduli dengan ucapan orang.
Yang tidak lagi sibuk mencari sosok pasangan agar tidak diolok-olok oleh mereka yang sepertinya alergi dengan kata 'jomblo'
Mumpung masih muda, aku sibuk mewujudkan impian. Aku sibuk menghebatkan diri agar kelak menjadi seseorang yang bermanfaat dan bisa membanggakan orang tua tentunya.

Kepada diriku sendiri, tetaplah menjadi seperti ini.
Tetap tularkan kebaikan, tetap tularkan kebahagiaan. 
Bahagiamu adalah bahagia mereka juga.
Sibukkanlah diri dengan kegiatan positif agar tetap menjadi orang yang selalu berpikiran positif.
Sekali lagi, terima kasih untuk diriku sendiri yang sudah bangkit dari keterpurukan ini :) 

                                                               With Love~
                                                                    NF💙

Senin, 08 Oktober 2018

Aku Belum Sepenuhnya Sembuh

Aku belum sepenuhnya lupa tentang bagaimana kamu meninggalkanku.
Aku belum sepenuhnya sembuh dari rasa sakit saat kau lebih memilih dia, sahabatku sendiri untuk menjadi pendampingmu hidupmu.
Aku belum bisa benar-benar memaafkan kalian.
Kadang masih tak percaya, ketika orang yang aku yakini tak akan pernah mengkhianati.
Seseorang yang aku percaya takkan pernah menyakiti.
Kini ia benar-benar pergi.
Pergi tanpa permisi.
Pergi meninggalkan begitu banyak janji.
Janji untuk membahagiakan.
Janji untuk hidup bersama.
Aku belum benar-benar sembuh, kenangan itu masih muncul di kepala.
Kenangan tiga tahun lalu, kenangan pahit.
Kini, aku masih di tahap belajar untuk melupakanmu.
Melupakanmu ternyata tak semudah apa yang mereka bilang.
Melupakanmu membutuhkan waktu.
Melupakanmu membutuhkan energi.
Dan melupakanmu butuh kesiapan hati...

Majalengka, 08 Oktober 2018


IG & Twitter : @nurulfauzi28_ :) 

TIMES FLIEST SO FAST

4 tahun berlalu sejak menulis blog terakhir, banyak sekali hal yang telah aku lalui, senang sedih, ketawa dan menangis. Waktu berlalu seakan...